Rabu, 04 Januari 2012

50 Koperasi Tunggak Dana Penyertaan Modal



SOREANG,(GM)-
Sekitar 50 koperasi di Kab. Bandung memiliki tunggakan dana penyertaan modal periode tahun 2007 sampai 2010 sebesar Rp 2 miliar. Seandainya tidak membayar tunggakan, aset-aset koperasi yang dijadikan jaminan ke bank terancam disita.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas, Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung, Bambang Budiraharjo di Soreang, Selasa (3/1). Di antara sekian banyak koperasi yang pembayarannya macet, beberapa sudah mulai membayar cicilan pinjamannya.

"Dana penyertaan modal buat koperasi itu berasal dari APBD Kabupaten Bandung yang dikerjakasamakan dengan pihak ketiga, dalam hal ini BRI. Koperasi selaku lembaga yang mengajukan kredit untuk mendapatkan dana penyertaan modal harus memberikan jaminan, sehingga ketika terjadi kemacetan pembayaran seperti sekarang ini, bank yang ditunjuk Pemkab Bandung untuk menyalurkan kredit dapat melakukan penyitaan," kata Bambang.

Koperasi yang masih belum melunasi sisa pinjaman dana penyertaan modal dipastikan tidak akan mendapatkan lagi pada tahun 2012. Tahun 2012, Pemkab Bandung mengalokasikan dana penyertaan modal buat koperasi dan lembaga nonkoperasi sebesar Rp 7 miliar.

Kerja sama dengan BI

Agar persoalan macetnya pembayaran dana penyertaaan modal tidak terulang, Pemkab Bandung akan mengadakan kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan lembaga pengawas. Diharapkan ke depan penyaluran melalui lembaga keuangan mikro (LKM) tepat sasaran.

"Mekanisme pencairannya dari bank kepada LKM. Dalam penetuan LKM, Pemkab Bandung melakukan kerjasama dengan Universitas Pasundan. Hanya LKM yang penilaiannya bagus, berhak mencairkan dana penyertaan modal yang disimpan di bank. Nantinya, oleh LKM didistribusikan kepada koperasi maupun lembaga nonkoperasi," jelasnya.

Pada periode tahun 2007 sampai 2010, sebanyak 50 LKM yang ditunjuk menyalurkan dana penyertaan modal. Rata-rata tiap LKM mendapat dana pendampingan sebesar Rp 200 juta. Dana penyertaan modal merupakan kredit lunak dengan bunga pinjaman rendah. Ketika pemerintah mengalokasikan anggaran buat dana penyertaan modal bagi koperasi maupun dana bantuan lainnya, banyak koperasi baru maupun yang tinggal papan nama tiba-tiba bangkit kembali. Tujuannya hanya menyerap dana pemerintah, tapi setelah habis kembali tidak beroperasi.

"Saya mengistilahkan koperasi seperti itu seperti burung merpati yang datang ketika diberi makan. Koperasi ini jumlahnya cukup banyak dan pemerintah tidak akan mudah terkelabui," tuturnya.

Jumlah yang tercatat di Diskoperindag sebanyak 1.555 koperasi, sementara yang aktif hanya 872. Saat ini, pemerintah bersama Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda) Kab. Bandung mencoba mendorong koperasi yang tidak aktif supaya bangkit lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar